Posted by Unknown On 06.29



Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 anak kelas : Monochlamydae (Apetalae), Dialypetale, dan Sympetalae. Yang perbedaannya terletak dalam ada dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae) dan bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut. Sementara ahli hanya membedakan 2 anak kelas saja yaitu :

1) Choripetalae yang meliputi Apetalae dan Dialypetalae.

2) Sympetalae.(Kimball,1983).

Sympetalae. Tumbuhan yang tergolong dalam anak kelas ini mempunyai ciri utama adanya bunga dengan hiasan bunga yang lengkap terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu(Campbell, 2003).



Ligostrales

Bangsa ini hanya membawahi 1 suku saja, yaitu Oleaceae yang mempunyai ciri-ciri berikut : kebanyakan perdu atau pohon, jarang berupa semak atau terna, seringkali memanjat. Daun tunggal atau menyirip, duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf, tersusun dalam bunga majemuk berganda yang bersifat simos atau rasemos. Kelopak bergigi 4→15, mahkota mempunyai 4→6 taju-taju, kadang-kadang mahkota tidak terdapat(Tjitrosoepomo,2004).

Benang sari 2, melekat pada mahkota atau hipogin, tangkai sari pendek, kepala sari besar mempunyai 2 ruang sari. Bakal buah menumpang , beruang 2, tiap ruang berisi 2 bakal biji, kadang-kadang 1→8. tangkai putik 1(Tjitrosoepomo,2004).

Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah ruang. Kadang-kadang berupa buah buni atau buah batu, berisi 1→beberapa biji. Biji biasanya mempunyai endsoperm, lembaga lurus, akar lembaga tersembunyi dalam pangkal daun lembaga(Tjitrosoepomo,2004).

Jumlah jenis tumbuhan yang tergolong dalam suku ini mendekati angka 400-an, terbagi dalam 25 marga. Distribusinya meliputi daerah-daerah iklim panas sampai daerah iklim sedang(Tjitrosoepomo,2004).



Apocynales

Terna, semak atau pohon, kayunya seringkali mempunyai floem infraxiler, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, berbilangan 4→5, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan dan dalam kuncup seperti terpuntir ke satu arah. Benang sari sama banyaknya dengan taju-taju mahkota, dan berseling dengan taju-taju tersebut(Tjitrosoepomo,2004).

Bakal buah menumpang, jarang setengah tenggelam, kebanyakan beruang 2 jarang hanya 1, tembuni pada dinding. Ada kalanya terdapat 2 bakal buah yang menjadi satu karena pelekatan tangkai putiknya. Tiap ruang berisi sedikit sampai banyak bakal biji, masing-masing dengan 1 integumen. Biji sering bersayap atau berambut dengan endsoperm yang terbentuk secara nuklear, lembaga lurus(Tjitrosoepomo,2004).

Suku : Apocynaceae. Terna atau tumbuhan berkayu berupa semak, ruas, seringkali memanjat, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, berbilangan 5, jarang berbilangan 4. kelopak berbagi dalam, daun mahkota berlekatan membentuk buluh yang relatif panjang dengan diatas taju-taju yang dalam kuncup terpuntir ke satu arah(Tjitrosoepomo,2004).

Benang sari sebagian berlekatan dengan buluh mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota, kepala sari panjang bangun anak panah dan penghubung ruang sari yang runcing. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1 dengan 2 tembuni pada dinding, ada kalanya bakal buah beruang 2, atau terdapat 2 bakal buah yang tangkai putiknya berlekatan, dengan banyak bakal biji(Tjitrosoepomo,2004).

Bakal buah dikelilingi cakram yang berlekuk 4→5 atau berbelah 2. tangkai putik 1 dengan penebalan dekat kepala putiknya. Buahnya buah buni, buah kurung atau serupa buah batu. Biji sering bersayap atau berambut, mempunyai endosperm sedikit atau tanpa endsoperm, lembaga besar, lurus(Tjitrosoepomo,2004).

Suku ini membawahi kurang lebih 175 marga, seluruhnya meliputi sekitar 1.000 jenis yang tersebar di daerah tropika(Tjitrosoepomo,2004).



Solanales

Suatu bangsa yang besar, terutama terdiri atas terna, jarang berupa tumbuhan berkayu, daun tunggal, jarang majemuk, duduknya tersebar atau berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau lebih sering zigomorf, dengan kelopak dan mahkota yang berlekatan, kebanyakan berbilangan 5, benang sari dalam 1 lingkaran, berhadapan dengan daun-daun kelopak, dalam bunga yang zigomorf jumlah benang sari berkurang karena ada reduksi. Bakal buah sebagian besar beruang 2, kadang-kadang beruang 1, tiap ruang dengan 2 tembuni, menumpang, jarang setengah tenggelam. Tiap ruang berisi 1→banayk bakal biji, masing-masing dengan 1 integumen(Tjitrosoepomo,2004).

Suku : Solanaceae. Terna, semak, atau perdu, kadang-kadang berupa pohon, daun tunggal, berlekuk atau berbagi sampai majemuk, duduknya tersebar, karena pergeseran letak buku-buku kadang-kadang hampir berpasangan, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan berbilangan 5. kelopak terdiri atas daun-daun kelopak yang berlekatan, demikian pula mahkotanya yang berbentuk bintang, terompet atau corong(Tjitrosoepomo,2004).

Benang sari 5, dalam bunga yang zigomorf 1 diantaranya mandul, semuanya tertanam pada mahkota. Bakal buah menumpang, beruang 2 dengan sekat miring terhadap bidang median, kadang-kadang beruang lebih banyak, tiap ruang berisi banyak bakal biji. Tangkai putik 1. buahnya buah buni atau buah kendaga. Biji dengan endsoperm lembaga bengkok atau melingkar seperti cincin(Tjitrosoepomo,2004).

Suku ini terbagi dalam kurang lebih 80 marga dan seluruhnya mencakup sekitar 1.700 jenis, yang tersebar di daerah-daerah iklim panas sampai daerah-daerah iklim sedang(Tjitrosoepomo,2004).

Suku : Convolvulaceae. Terna atau tumbuhan berkayu, kebanyakan merayap atau membelit, daun tunggal, sering bertoreh-toreh atau berbagi dalam, duduknya tersebar tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf. Kelopak terdiri atas 4→5 daun kelopak yang bebas, mahkota berlekatan berbentuk corong atau terompet, dalm kuncup taju-taju mahkotanya berlipat atau tersusun seperti katup(Tjitrosoepomo,2004).

Benang sari 5, melekat pada buluh mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota. Bakal buah menumpang, kebanyakan beruang 2, jarang beruang 3→5, tiap ruang dengan 2 bakal biji pada dasar ruang, masing-masing dengan 1 integumen. Tangkai putik 1→2. buahnya buah kendaga, kadang-kadang terbagi dalam 4 bagian. Biji kadang-kadang berambut, lembaga sedikit banyak bengkok atau tergulung, endosperm sedikit(Tjitrosoepomo,2004).

Suku ini membawahi lebih dari 1.000 jenis tumbuhan yang seringkali mempunyai saluran-saluran getah tidak beruas, keseluruhannya terbagi dalam kurang lebih 45 marga. Daerah distribusinya terutama daerah tropika(Tjitrosoepomo,2004).

Suku : Verbenaceae. Terna, semak, atau perdu, kadang-kadang juga berupa pohon atau liana dengan ranting-ranting yang jelas berbentuk segi empat, jelas kelihatan terutama pada ujung-ujung yang masih muda. Daun tunggal tanpa daun penumpu, duduknya berhadapan, jarang tersebar atau berkarang. Bunag dalam rangkaian yang bersifat rasemos. Kelopak berlekuk atau bergigi 4→5, dapat bervariasi dari 2→6, seringkali zigomorf. Mahkota membentuk buluh yang nyata, berbilangan 5, jarang 4, kebanyakan dengan taju-taju mahkota yang tidak sama besar, sedikit miring, tidak jelas berbibir(Tjitrosoepomo,2004).

Benang sari biasanya 4, 2→2 tidak sama panjang, jarang hanya 2 ditambah 2 yang mandul, atau sama sekali tidak ada. Bakal buah menumpang, tersusun dari 2→4 daun buah yang tepinya melipat kedalam membentuk sekat hingga bakal buah terbagi-bagi dalam 4→8 ruang. Salah satu daun kadang-kadang tereduksi, sehingga bakal buah hanya beruang 2(Tjitrosoepomo,2004).

Pada setiap daun buah terdpat 2 bakal biji yang apotrop atau anatrop, menempel pada tepi daun buah. Tangkai putik pada ujung bakal buah tidak terbagi. Buahnya buah batu yang berisi 2, 4 atau 8 biji. Biji dengan sedikit endosperm.lembaga lurus(Tjitrosoepomo,2004).

Suku ini membawahi sekitar 100-an marga dengan seluruh hampir 3.000 jenis , kebanyakan di daerah tropika, tidak banyak di luar daerah tersebut(Tjitrosoepomo,2004).

Suku : Labiatae (Lamiaceae). Umumnya berupa terna, jarang berupa tumbuhan berkayu, dengan batang yang jelas berbentuk segi empat (pada penampang lintangnya). Daun tunggal, jarang majemuk, duduk berhadapan atau berkarang tanpa daun penumpu, biasanya mempunyai kelenjar-kelenjar minyak atsiri, yang memberikan bau yang sedap(Tjitrosoepomo,2004).

Bunga dalam rangkaian yang bersifat simos, sering berupa tukal-tukal yang rapat dalam ketiak-ketiak daun. Kelopak tidak gugur, berbilangan 4→5, tidak jarang berbibir 2. mahkota berlekatan berbentuk buluh, berbilangan 5 atau 6, jelas berbibir 2 atau bertaju yang tidak sama besar, Zigomorf atau kadang-kadang hampir aktinomorf. Benang sari tertanam pada buluh mahkota, biasanya ada 4, 2→2 tidak sama panjang, kadang-kadang 2 + 2 yang mandul atau sama sekali tidak ada, jarang lebih dari 4 bakal buah menumpang, tersusun dari 2 daun buah yang membentuk 4 ruang yang hampir sempurna, pada tepi tiap daun buah terdapat 2 tembuni(Tjitrosoepomo,2004).

Sekat antara ruang-ruang bakal buah kadang-kadang rusak , sehingga tembuni kelihatan seakan-akan terletak di pusat. Tangkai putik dari pangkal dalam daun buah (ginobasis), jarang terminal pada ujung bakal buah. Buah berbagi dalam 4 bagian, yang masing-masing menyerupai buah kurung atau buah keras, jarang menyerupai buah batu. Biji dengan atau tanpa endsoperm, lembaga lurus(Tjitrosoepomo,2004).

Warga suku menunjukkan banyak persamaan dengan warga suku verbenaceae. Labiatae membawahi hampir 200 marga dengan seluruhnya meliputi lebih dari 3.000 jenis yang sebagian besar menghuni daerah-daerah beriklim panas(Tjitrosoepomo,2004).


DAFTAR PUSTAKA


Campbell, Reece.2003. Biologi Edisi Ke-5 Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Kimball, W.John.1983. Biologi Edisi Ke-5.Erlangga : Jakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong.2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta