10. TASMANIA
9. WHIPTAIL LIZARD
8. CRESTED MACAQUE
7. PEACOCK
6. EUROPEAN BITTERLING
5. DEMOISELLE CRANE
4. INDIAN RHINOCEROS
3. RED-SIDED GARTER SNAKE
2. KAKAPO PARROT
Merupakan jenis hewan yang liar dan tempramental, maka tidak aneh ada istilah lain untuk menyebut spesies ini dengan sebutan tasmanian devil. Namun ada sisi baik dari jenis hewan tersebut, khususnya bagi para pejantan dalam menarik pasangannya yaitu sang betina. Bahwa sang jantan akan berlaku baik setelah mendapatkan sang betina. Namun, setelah beberapa hari melanngsungakn perkawinan, sang jantan kembali liar dan bahkan tidak jarang mencapakkan sang betina. |
9. WHIPTAIL LIZARD
Jenis reptilia ini dikenal dengan nama kadal ekor cambuk. Merupakan spesies yang memiliki prinsip tidak membuang-buang waktu untuk mencari pasangan hidupnya. Karena pada kenyataannya, hewan tersebut khususnya para betina bisa bereproduksi secara alami dengan pasangannya dan juga bisa bereproduksi secara sendiri. Caranya yaitu mula-mula betina akan mengeluarkan gelombang testosteron dan meniru perilaku pejantan yang cukup untuk memicu reproduksi pada betina lain, sehingga dapat bertelur dan membuahi sendiri untuk menghasilkan keturunan. |
Disebut juga monyet jambul. Spesies ini merupakan jenis hewan asli pulau Sulawesi di Indonesia. Mayoritas spesies tersebut hampir kawin secara heterogami, karena baik jantan maupun betina akan melakukan reproduksi berkali2 dengan banyak pasangan selama masa hidup mereka. Namun, apa yang membuat pencinta ini unik adalah cara si betina menarik perhatian para pejantan.,Ketika sang betina dalam suasana hati yang bagus, pantat monyet jambul betina akan terisi dengan cairan dan pantat yang berwarna merah akan membengkak seperti balon merah raksasa. Hal ini yang membuat para pejantan saling berebut untuk mendapatkan pasangannya, akibat ulah perhatian sang betina. |
7. PEACOCK
Merupakan jenis burung merak. Memamerkan bentuk tubuh mungkin tidak selalu menjadi taktik terbaik untuk menarik lawan jenis beberapa spesies burung, tetapi tidak untuk merak. Cara hewan pejantan dari adalah dengan cara mengibaskan sayap dibelakang tubuhnya dan membuat motif seindah mungkin. Cara ini merupakan alat yang efektif bagi pejantan dalam mendapatkan hati sang betina |
6. EUROPEAN BITTERLING
Ikan ini merupakan jenis ikan air tawar, proses reproduksi dan menarik perhatian pasangannya sangat unik dimulai dengan sang jantan memamerkan gerakan tari terbaik dengan harapan sang betina tertarik. Jika ikan berhasil mendapat perhatian, maka selanjutnya ikan pejantan mempersembahkan kerang bagi ikan betina tersebut yang berfungsi sebagai penanda dimulainya perkawinan. Mengapa ikan Bitterling memilih kerang? Karena kerang, bagi pejantan merupakan hadiah bagi sang betina untuk melakukan reproduksi atau istilah ilmiahnya adalah sebagai inkubator. Jika sang jantan sudah berhasil menarik perhatian sang betina, maka jika sang betina melihat bahwa kerang itu cukup besar untuknya, maka si betina akan memperpanjang waktunya, dan bertelur ke dalam tabung kerang, yang kemudian akan dibuahi oleh jantan. |
5. DEMOISELLE CRANE
Jenis burung yang satu ini bisa dikatakan merupakan ahli dalam menari. Karena burung tersebut adalah ahlinya dalam menarik perhatian pasangannya dengan cara menari cepat, dan tidak hanya menggunakan teknik menari untuk menarik sang betina, tetapi juga sebagai cara untuk mendapatkan hormon yang berfungsi meningkatkan naluri reproduksi mereka untuk melakukan perkawinan. Bahkan, jika mereka tidak menari, mereka tidak akan dapat bertelur, sehingga kelangsungan hidup mereka benar-benar tergantung pada menari. |
4. INDIAN RHINOCEROS
Cara badak India jantan mendapatkan pasangannya adalah dengan mengetahui aroma dari sang betina, tetapi dalam kasus ini, aroma tersebut bukanlah seperti parfum. Melainkan sebuah bau urin sang betina yang diperlukan untuk mendapatkannya, dan dengan indra penciuman yang menyaingi anjing pelacak, badak janttan dapat mengetahui aroma sang betina lebih dari satu mil jauhnya. Ketika pejantan dan betina sudah mengetahui satu sama lain dan begitu dekat, maka selanjutanya mereka melakukan sebuah tradisi semacam permainan kejar-mengejar, bersama si betina, mereka bermain keras untuk mendapatkan dan menjaga calon suami di belakangnya selama tiga hari. Fungsinya adalah untuk mengetahui secara lebih dekat kesetiaan pasangannya dan sang betina harus menunggu selama lima hari kedepan untuk melakukan perkawinan |
Para betina di spesies ini sangat kalah jumlah, kira2 hingga 3.000 pejantan untuk setiap satu betina. Dengan peluang tersebut, tak heran terjadi adegan kompetisi tunggal bagi pejantan, dan itu membuat sulit kemampuan betina untuk menghasilkan feromon seksi yang mendorong si jantan liar. Tetapi banyak pejantan telah belajar cepat bagaimana meniru aroma untuk mengalihkan perhatian lawan mereka, yaitu pada dasarnya bertindak seperti seorang betina untuk mendapatkan calon pasangannya. |
2. KAKAPO PARROT
Nuri langka ini membuat rumahnya di pedalaman hutan Selandia Baru, tetapi karena burung ini jarang terbang, itu penting untuk menarik calon pasangan ke sekitar mereka. Ini bukan tugas yang mudah bagi seorang pejantan mencoba untuk menarik mungkin salah satu dari enam betina yang layak di sebuah pulau seukuran Manhattan. Dengan sebuah harapan seekor betina akan memberikan seluruh hidupnya, maka sang jantan melakukan nyanyian sampai 10.000 kali sehari. Nyanyiannya keluar pada frekuensi rendah, itu lebih terasa dari mendengar, tapi juga begitu kuat sehingga suaranya dapat terdengar sampai tiga mil. Nah, itu barulah lagu cinta! |
1. REDBACK SPIDER
Laba-laba redback menempati puncak daftar cara hewan menarik perhatian pasangannya, karena jenis arachnida ini benar-benar akan membunuh pasangannya setelah melakukan proses perkawinan. Dimana sang pejantan mengorbankan dirinya untuk dimakan oleh sang betina. Proses reproduksi dimulai dengan punggung pejantan membalik ke posisi seksual, mencengkram betina dengan menempatkan kelaminnya secara langsung di depan taring berbisanya. Kemudian sang betina menggigit sang jantan. Namun sebelum racun merasuk, pejantan menjauh dari pelukan maut si betina. Sayang sekali ia tidak mampu meninggalkan betina begitu saja, hingga akhirnya sang jantan kembali, hanya untuk rela dimakan oleh betina.